Resep : Nasi Goreng

  Bahan: - 1/2 sdm kecap asin - 1 butir telur ayam - Bakso ikan dan sosis secukupnya - 1 mangkok nasi putih - 1 siung bawang putih, digeprek lalu dirajang halus - 2 siung bawang merah, diiris halus - Garam dan lada bubuk secukupnya - 1 sdm margarin - 1 sdm minyak sayur - Pipilan jagung manis, irisan wortel, dan brokoli secukupnya Cara memasak: a. Panaskan minyak goreng dan margarin. Tumis bawang merah dan bawang putih. b. Masak telur orak-arik. Tambahkan bakso ikan, jagung, sosis, wortel, dan brokoli. Aduk rata. c. Masukkan nasi. Tambahkan garam, kecap asin, lada, dan kaldu jamur. d. Setelah matang dan bumbu meresap, angkat. Biarkan uap panasnya hilang, lalu kemas dalam kotak bekal.

ASTRONOMI

 Astronomi, kadang disebut sebagai ilmu bintang atau ilmu falak, adalah cabang ilmu alam yang meneliti benda langit (seperti bintang, planet, komet, dll) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik). Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.

Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah; misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-peradaban awal semacam BabiloniaYunaniTiongkokIndia, dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.


Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi atas gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang. Pada beberapa situs seperti Stonehenge, peradaban-peradaban awal juga menyusun artifak-artifak yang diduga memiliki kegunaan astronomis. Observatorium-observatorium purba ini jamaknya bertujuan seremonial, namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca, dan iklim — sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam — atau memahami panjang tahun.[8]

Sebelum ditemukannya peralatan seperti teleskop, penelitian harus dilakukan dari atas bangunan-bangunan atau dataran yang tinggi, semua dengan mata telanjang. Seiring dengan berkembangnya peradaban, terutama di Mesopotamia, Tiongkok, Mesir, Yunani, India, dan Amerika Tengah, orang-orang mulai membangun observatorium dan gagasan-gagasan mengenai sifat-sifat semesta mulai ramai diperiksa. Umumnya, astronomi awal disibukkan dengan pemetaan letak-letak bintang dan planet (sekarang disebut astrometri), kegiatan yang akhirnya melahirkan teori-teori tentang pergerakan benda-benda langit dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk menjelaskan asal usul MatahariBulan, dan Bumi. Bumi kemudian dianggap sebagai pusat jagat raya, sedang Matahari, Bulan, dan bintang-bintang berputar mengelilinginya; model semacam ini dikenal sebagai model geosentris, atau sistem Ptolemaik (dari nama astronom Romawi-Mesir Ptolemeus).[9]


sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi

Komentar